0
A. Ilmu al-Qur'an dan Ruang lingkupnya 
1, Pengertian 'ulum al-Qur'an
`Ulum al-Qur'an berasal dari bahasa Arab, kata majemuk yang terdiri atas dua kata, yaitu : 'ulum (jamak dari ilm, ilmu) yang berarti ilmu-ilmu, dan al-Qur'an, kitab suci umat islam. 
Badr al Din Muhammad al-Zarkasyi mendefinisikan ukun al-Qur'an sebagai ihnu yang membahas hal hal yang berhubungan dengan al-Qur'an dari asfek-asfek turunnya, sistematikanya, pengurnpulan dan penulisannya, bacaan-bacaannya, tafsimya, kernukjizatannya, nasikh mansukh, dan lain-lain. 
Sebagai mana al-Zarkasyi, ulama ulama lain seperti Al-Zargani, Mana'al Qaththan, Subhi al-Sholih, dan lainnya juga mendefinisikan ilmu al-Qur'an sebagai ilu yang mencakup pembahasan yang berkaitan dengan dari sisi informasi tentang asbab aal-nuzul, kodifikasi dan tertib penulisan al-Qur'an, ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah, dan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan al-Qur'an.
Nampaknya dari beberapa pendapat terdapat kesamaan pendefinisian mengenai ulum al-Qur'an itu. Dengan demikian pada intinya ulum al-Qur'an mer-upakan ilmu yang membahas segala hal ihwal yang berkaitan dengan al-Qur'an.
Ilmu-ilmu itu baik bersifat teoretis atau praktis, baik yang sudah dibahas atau yang belum, atau yang berkaitan dengan ayat-ayat quraniyah atau kauniyah, itu merupakan kajian dalam ulum al-Qur'an. Oleh karenanya pembahasan ulum al-Qur'an sangat luas sekali. Namun demikian sebagai halnya banyak dibahas dalam kitab-kitab ulum al-Qur'an, para ulama lebih banyak menekankan pada pembahasan yang berakitan dengan teks al-Qur'an.
2. Ruang lingkup ilmu Al-Qur'an
Ruang lingkup ilmu al-Qur'an berkaitan dengan cabang-cabang ilmu al-Qur'an, beberapa diantaranya ada yang hampir selalu dibahas dalarn seturuh kitab ulum al-Qur'an. Para ulama sepakat menyatakan terdapat cabang-cabang terpenting, yakni (1) 'ilmu asbab al-nuzul (ilmu tentang sebab-sebab turunnya ayat-ayat al-Qur'an); (2) 'ilm I Jaz al-Qur'an (ilmu tentang kemukjizatan al-Qur'an ;(3) 'ilm nasikh wa mansukh (ilmu tentang ayat yang menghapus"hukum" ayat lain dan ayat yang dihapus 'hukumnya oleh ayat lain);(4) 'ilm ahkam al-Qur'an ((ilmu tentang hukum-hukum al-Qur'an);(5) ilmu fadlail al-Qur'an (ilmu tentang keutamaan-keutamaan al-Qur'an; (6) 'ilm ta'wil al-Qur'an (ilmu tentang takwil al-Qur'an;(7) 'ilm al-Muhkam wa al-Mutasyabih (ilmu tentang ayat-ayat yang jelas dan yang samar); (8) tarikh al-Our'an wa tadwinnih wa naskhih wa kuttabih wa rasmih (sejarah al-Qur'an clan pembukuannya, salinannya, pnulis-penulisnya dan bentuk tulisannya; (9)'ilm I 'rab al-Qur 'an (ilmu tentang tatabahasa al-Qur'an); ( 1 0) ilm al-Qira'at (ilmu tentang bacaan-bacaan al-Qur'an; dan (11) ilm al-munasabah (ilmu tentang sistematika al-Qur'an)3 Dalam sistematika Marmaal Qaththan, Subhi Shalih, al-Zargani, ruang lingkup ulum al-Qur'an ini mencakup pembahasan-pembahasan yang agak luas, seperti halnya : (1) membicarakan mengenai pengertian perturnbuhan dan perkembangannya, (2) Mengenai Al-Qur'an; (3) Mengenai wahyu; (4) Makki dan Madani; (5) Mengenai ayat yang turun pertama dan terakhir; (6) Mengenai Asbab al-Nuzul ;(7) Turtmnya al-Qur'an; (8) Pengumpulan dan penertiban al-Qur'an; (9) Turunnya al-Qr'an dengan tujuh huruf; (10) Qiraat al-Qur'an dan para ahlinya; (11) Kaidah-kaidah yang diperlukan para Mufassir; (12) Perbedaan Muhkam dan Mutasyabih ;(13) Aam dan Khas; (14) Nasikh Mansukh; (15) Mutlaq dan Muqayyad, (16) Mantuq dan Mafhum; (17) Kemukjizatan al-Qur'an; (1:,) Amsal al-Qur'an; (19) Qasam-qasam al-Qur'an; (20) Jadat (debat) al-Qur'an; (21) Kisah-kisah al-Qur'an; (22) Terjemah al-Qur'an; (23) Tafsir dan takwil; (24) Syarat-syarat dan adab bagi mufassir; (25) Perturnbuhan dan perkembangan tafsir; (26) Kitab-kitab tafsir terkenal; (27) Riwayat hidup beberapa rr, u fassi r. AI-Zarkasyi dan al-Suyuthy, membahas ruanglingkup ilmu al-Qur'an itu lebih lnas. Hal ini dapat dilihat dari Icitabnya yaitu a/-Burhan fi ulum al-Qur 'an dan al-Itqan fi ulum al-Our 'an. Disamping itu ada beberapa ulama yang secara khusus membahas sat-u topik dengan detail seperti I al- Qur 'an yang ditulis oleh Musthafa Siddiq al-Rafi'I, dan lainnya.

 B. Sejarah -kernbangan Ilmu Al-Qur'an


Sejaran perkeinbangan ilmu al-Qur'an dapat dibagi menjadi dua Fase. Pertama, Fase sebelum kodofikasi. Pada far.;e sebelum kodifikasi, Ulum al-Qur'an telah dianggap sebagai benih yang kemunculannya sangat dirasakan sejak masa Nabi. HaI itu ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk mempelajari al-Qur'an dengan sungguh-sungguh. Terlebih lagi di antara mereka, sebagaimana dieeritakan bleh Abu Abdurrahman al-Sulami, memiliki kebiasaan untuk tidak berpendah kepada ayat lain, sebelum memahami dan mengamalkan ayat yang sedang dipelajarinya. Nampaknya itulah yang menyebabkan Ibnu Umar memeriukan waktu delapan tahun hanya untuk menghapal surat al-Bagarah4. Kedua, Fase Kndifikasi. Pada fase ini, ilmu al-Qur'an mulai ditulis diawali ketika Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad al-Dauli untuk menulis ilmu Nahwu_ Perintah Ali inilah yang membuka gerbang pengkodifikasian ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Kemudian pada akhirnya pengkodifikasian ilmu al-Qur'an. Kemudian pada abad kedua Hiri tiba masa pembukuan (tadwin) yang dimulai dengan pembukuan hadis dengan segala babnya. Juga teijadi pembukuan yang berhubungan dengan tafsir. Di antara mereka yang terkenal adalah Yazid bin Harun al-Sulami, (wafat 117 H), Syu'bah bin Hajjaj (wafat 160 H.) Waqi bin Jarrah (wafat 197 H.), Sufyan bin Uayinah (wafat 198 H.), dan Abdurrazzaq bin Hammam (wafat 112 H.). Kemudian langkah mereka itu diikuti oleh segolongan ulama. Mereka menyusun kitab tafsir yang lebih sempurna berdasarkan susunan ayat. Dan yang paling terkenal di antara mereka adalah Ibnu Jarir al-Tabari (wafat 310 H.) Di samping itu, lahir pula karangan yang berdiri sendiri mengenai pokok-pokok pembahasan tertentu yang berhubungan dengan al-Qur'an, dan hal ini sangat diperlukan oleh seorang mufasir. Ali bin al-Madini (wafat 234 H.), guru Bukhari menyusun karangannya mengenai asba al-Nuzul. Abu Ubaid al-Qasim bin Salam (wafat 224 H.) menulis tentang Nasakh mansukh dan Qiraat. 1bn A/-Qutaibah (wafat 276 H.) menyususn tentang problematika Qur'an (Musykilat al-Qur'an). Mereka semua terinasuk ulama abad ketiga Hijri. Muhammad bin Khalaf bin Marzaban (wafat 309 H.) menyusun al-Hawi fi ulurn al-Qur'an, Abu Muliammad bin Qasim al-Anbari (wafat 351. H) juga menuluiis tentang ilmu-ilmu al-Qur'an. Abu Bakar al-Sijjistani (wafat 330 H) menyusun Gharib al-Qur'an. Muhammad bin Ali Adfawi (wafat 388 H) menyususn al- Istigna fi ulum al-Qur'an. Mereka ini adalah ulama abad ke empat Hijri. Kemudian kegiatan karang mengarang dalam hal ilmu-ilmu al-Qur'an tetap beralangsung sesudah itu. Abu Bakar al-Baqalani (wafat 403 H.) menyusun I'jaz al-Qur'an, dan Ali Bin Ibrahim bin Sa'id al-Khufi (wafat 430. H) menulis mengenai I'rab al-Qur'an. Al-Mawardi (wafat 450 H) mengeai tamsil dalam al-Qur'an (Amtsal al-Qur'an). Al-lz bin Abdussalam (wafat 660 11) tentang majaz cialam al-Qur'an, Alamuddin al-Sakhkhawi (wafat 643 H) menulis mengenai ilmu Qiraat (eara membaca al-Qur'an), dan Aqsam al-Qur'an. Setiap penulis dalam karangannya itu menulis bidang dan pembahasan tertentu yang berhubungan dengan ilmu-ilmu al-Qufans Kajian itu tentu saja menyebabkan cabang-cabang ilmu al-Qur'an dari masa kemasa juga mengalami perkembangan dan kematangan. Tulisan tulisan yag membahas ulum al-Qur'an baik dalam satu kitab maupun secara parsial, masih terus berrnunculan hingga sekarang. Diantara kitab-kitab ulum al-Qur'an yang terbit pada masa modern ini adalah I'jaz al-Qur'an karya Musthafa Shaddiq al-Rafi'I, al-Tibyan fi ulum al-Qur'an karya Syench Thahir al-Jaziri, Manhaj al-Furcian fi ulum al-Qur'an , karya Syeikh muhammad Salamah, Manahil al-Irfan fi ulum al-Qur'an , karya Syeikh Muhammad abd Adhim Mabahits fi ulum al-Qur'an karya Subhi Shalih, dan Mabahits fi ulum al-Qur'an karya Maanaal Qoththan.
Catatan :
`Badr al-Zarkasyi, al-Burhan fi 'Ulum al-Our-an, Kairo Isa at Nabi al-Halabi, 1957. 2Mannaal Qoththan, Mabahits fi Ulum al-Qur' C01, Mansyurat al-Ashr al-Hadis1973 hlm. 15-16, lihat pula Muhammad Ab al-Adzim al-Zarkani, Manahil al-bfan, Dar al-Filcr, Beirut,tt. Jilid 1 hlm 27. 3M. Quraisy Shihab et al, Sejarah Ulum al-Qur'an, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2000, halaman 40. 4Rosihon Anwar, Ulumul Qur'an, Pustaka Setia, Bandung, 2000, halaman 18. 55Mannaal Qaththan, op. Cit, hal

Posting Komentar

 
Top