Al-Qur'an adalah kalam Ilahi yang diturunkan kepada Muhammad Saw. melalui perantaraan Dipilihnya Nabi, seorang ummi, untuk menyampaikan kalam-Nya kepada umat manusia mempunyai daya tarik tersendiri. Kalau dalam tradisi kragamaan sebelumnya ditekankan aspek kesakralan dan inkamasi madirinya -Ialu nama pendirinya menjadi nama agama itu, seperti Iten dan Budha-, maka Nabi sangat menonjol sebagai seorang manusia biasa, tak terlepas dari kehidupan sosial, budaya, ekonomi litik dalam suatu masyarakat. Meskipun pada saat yang sama a menjalankan peran spiritualny-a sebagai seorang Nabi. Dasar piaran ini sekaligus menolak pandangan H.A.R.Gibb, seorang orentialis moderen, yang menyebut Islam sebagai IMuhammadanisme.
Nabi Muhammad menjalankan peran ganda. Di samping sebagai pembimbing manusia, ia juga sebagai pemimpin -arakat. Dengan kata lain, di samping tokoh spiritual, ia juga dikena1 sebagai tokoh politik, suatu hal yang tidak pernah ditemukan dalam tradisi Kristen Barat. Di samping sebagai petunjuk dan penyebar agama Islam, ia juga sekaligus penafsir par exellence al-Qur'an. Ucapan, perbuatan dan taqrirnya berfungsi sebagai sumber tradisi Islam sesudah Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah salah satu kitab suci yang diturunkan tuhanan kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad. Kitab suci dimaksudkan untuk mengevaluasi berbagai bentuk spiritual dari penganut kitab-kitab sebeltunnya, baik dilakukan secara sadar maupun secara tidak sadar oleh kalangan tertentu.
Al-Qur'an tidak turun dalam suatu ruang dan waktu yang nilai, melainkan turun di dalam masyarakat yang sarat dengan berbagai nilai budaya dan religius. Di kawasan-kawasan Tengah ketika itu sudah ada tiga kekuatan nilai yang cukup yaitu agama Kristen Romawi berpengaruh di Laut Merah, agama Zoroaster di Persia berpusat di
Ctesiphon di Mesopotamia, berpengaruh luas di sebelah timur Jazirah Arab sampai di pesisir pantai Yaman, dan kerajaan-kerajaan kecil di Arabia Selatan.
Sistem-sistem sosial kemasyarakatan dan lembaga-lembaga pemerintahan sudah dikenal di kawasan tersebut. Beberapa daerah Arab yang menjadi kawasan penyangga ketika itu berada di bawah pengaruh dua imperium besar, Byzantium dan Persia. Di sebelah Utara agak ke Barat di sitit ada Gassan berada di bawah pengaruh Byzantium. Sementara di sebelah Utara agak ke Timur di situ ada Hira yang juga dikenal dengan Laidunid, berada di bawah pengaruh Persia. Daerah-daerah penyangga ini membuat Hijaz dan Thaif di bagian Selatan, yang juga dikenal sebagai basis perjuangan Nabi, tidak mendapat pengaruh politik secara langsung dari kedua imperium tersebut.
Kehadiran Islam di kawasan ini bisa dilihat sebagai kelanjutan dari tradisi agama-agama monoteistik (Yahudi-Kristen). Agama-agama ini menurut Fazhir Rahman, telah berjasa besar dalam melakukan proses pelunakan (frrmentation process). Setidaknya Islam tidak dirasakan sebagai sesuatu yang terlatu asing di negeri Arab, karena monoteisme sebagai inti aiarannya telah dikenal luas di wilayab-wilayah jajahan imperium Romawi.
Al-Qur'an turun dalam kurtin waktu 23 tahun yang dibaei kepada dua fase, Makiyah dan Madaniyah. Kesemuanya ini membuktikan adanya hubungan dialektis dengan ruang dan waktu di mana ia diturunkan. Dengan demikian studi tentang aI-Qur' an tidak bisa dilepaskan dengan konteks kesejarahannya, yang meliputt nilai-nilai sosial, budaya, politik, ekonomi dan nilai-nilai religius yang te/ah hidup ketika itu. Al-Qur'an sebagai kitab suci terakhir dimaksudkan untuk menjadi petunjuk bukan saja pada masyarakat tempat di mana kitab ini diturunkan, tetapi juga kepada seluruh masyarakat hingga akhir zarnan. Kitab ini memuat berbagai tema yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, seperti pola hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan antar sesama manusia, dan hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya.
Nabi Muhammad menjalankan peran ganda. Di samping sebagai pembimbing manusia, ia juga sebagai pemimpin -arakat. Dengan kata lain, di samping tokoh spiritual, ia juga dikena1 sebagai tokoh politik, suatu hal yang tidak pernah ditemukan dalam tradisi Kristen Barat. Di samping sebagai petunjuk dan penyebar agama Islam, ia juga sekaligus penafsir par exellence al-Qur'an. Ucapan, perbuatan dan taqrirnya berfungsi sebagai sumber tradisi Islam sesudah Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah salah satu kitab suci yang diturunkan tuhanan kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad. Kitab suci dimaksudkan untuk mengevaluasi berbagai bentuk spiritual dari penganut kitab-kitab sebeltunnya, baik dilakukan secara sadar maupun secara tidak sadar oleh kalangan tertentu.
Al-Qur'an tidak turun dalam suatu ruang dan waktu yang nilai, melainkan turun di dalam masyarakat yang sarat dengan berbagai nilai budaya dan religius. Di kawasan-kawasan Tengah ketika itu sudah ada tiga kekuatan nilai yang cukup yaitu agama Kristen Romawi berpengaruh di Laut Merah, agama Zoroaster di Persia berpusat di
Ctesiphon di Mesopotamia, berpengaruh luas di sebelah timur Jazirah Arab sampai di pesisir pantai Yaman, dan kerajaan-kerajaan kecil di Arabia Selatan.
Sistem-sistem sosial kemasyarakatan dan lembaga-lembaga pemerintahan sudah dikenal di kawasan tersebut. Beberapa daerah Arab yang menjadi kawasan penyangga ketika itu berada di bawah pengaruh dua imperium besar, Byzantium dan Persia. Di sebelah Utara agak ke Barat di sitit ada Gassan berada di bawah pengaruh Byzantium. Sementara di sebelah Utara agak ke Timur di situ ada Hira yang juga dikenal dengan Laidunid, berada di bawah pengaruh Persia. Daerah-daerah penyangga ini membuat Hijaz dan Thaif di bagian Selatan, yang juga dikenal sebagai basis perjuangan Nabi, tidak mendapat pengaruh politik secara langsung dari kedua imperium tersebut.
Kehadiran Islam di kawasan ini bisa dilihat sebagai kelanjutan dari tradisi agama-agama monoteistik (Yahudi-Kristen). Agama-agama ini menurut Fazhir Rahman, telah berjasa besar dalam melakukan proses pelunakan (frrmentation process). Setidaknya Islam tidak dirasakan sebagai sesuatu yang terlatu asing di negeri Arab, karena monoteisme sebagai inti aiarannya telah dikenal luas di wilayab-wilayah jajahan imperium Romawi.
Al-Qur'an turun dalam kurtin waktu 23 tahun yang dibaei kepada dua fase, Makiyah dan Madaniyah. Kesemuanya ini membuktikan adanya hubungan dialektis dengan ruang dan waktu di mana ia diturunkan. Dengan demikian studi tentang aI-Qur' an tidak bisa dilepaskan dengan konteks kesejarahannya, yang meliputt nilai-nilai sosial, budaya, politik, ekonomi dan nilai-nilai religius yang te/ah hidup ketika itu. Al-Qur'an sebagai kitab suci terakhir dimaksudkan untuk menjadi petunjuk bukan saja pada masyarakat tempat di mana kitab ini diturunkan, tetapi juga kepada seluruh masyarakat hingga akhir zarnan. Kitab ini memuat berbagai tema yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, seperti pola hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan antar sesama manusia, dan hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya.
Posting Komentar