0
1.    SEJARAH KHOLIFAH ABU BAKAR
1.1    Pengertian Khulafaur Rasyidin
     Setelah Nabi Muharnmad saw. wafat, kepemimpinan dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin ada 4 orang yaitu; Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Tahukah kamu apa yang dimaksud Khulafaur Rasyidin? Khulafaur Rasyidin terdiri atas dua kata yaitu khulafa dan arrasyldin. Khulafa adalah bentuk jamak dari kata khalifah, yang artinya pengganti atau orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pimpinan, atau penguasa. Arrasyidin adalah bentuk jamak dari kata arrasyid, artinya orang yang mendapat petunjuk.
     Dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menurut arti bahasa Khulafaur Rasyidin artinya orang yang ditunjuk sebagai pengganti pimpinan atau penguasa yang selalu mendapat petunjuk dari Allah swt.
     Menurut istilah, Khulafaur Rasyidin artinya orang-orang yang ditunjuk mengganti kedudukan Rasulullah sebagai pemimpin umat dan kepala pemerintahan atau negara setelah Rasulullah saw. wafat. Dengan demikian kedudukan Khulafaur Rasyidin juga sebagai pemimpin umat Islam, penerus perjuangan Rasulullah, dan selalu menjaga ajaran yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw.
1.2    Tugas-Tugas Khulafaur Rasyidin
     Dalam perjalanan sejarah Islam dijelaskan bahwa setelah Rasulullah wafat, banyak umat Islam yang imannya mulai goyah bahkan keluar dari Islam (murtad). Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.
                                             1.      Mereka masuk Islam belum didasari dengan iman yang kuat. Hatinya masih diliputi oleh keyakinan nenek moyangnya yaitu agama dan kepercayaan nenek moyangnya.
                                             2.      Mereka masuk Islam hanya untuk menghindari peperangan dengan kaum muslimin. Mereka belum menyadari bahwa peperangan yang dilakukan oleh kaum muslimin hanyalah untuk membela diri bukan untuk menyerang atau memusuhi.
                                             3.      Mereka masuk Islam karena ingin mendapatkan harta rampasan dan ada pula yang menginginkan kedudukan dan nama besar.
     Selain mereka murtad, mereka juga tidak mau membayar zakat. Kemudian muncul juga nabi palsu yaitu Musailamatul Kazzab dari Bani Hunaifah di Al Yamamah, Al Aswad Al Ansi diYaman serta Thulaihah Ibnu Khuawalid.
     Karena banyaknya masalah yang timbul setelah Rasulullah wafat, maka Khulafaur Rasyidin mempunyai tugas yang berat untuk melanjutkan kepemimpinan beliau di antaranya sebagai berikut.
Melanjutkan dakwah dan risalah atau ajaran Nabi Muhammad saw. dalam membina umat Islam sesuai dengan Al Quran dan hadis.
                                             1.      Memerangi orang-orang yang merongrong dan merusak Islam, misalnya; kaum pembangkang, murtad. dan nabi-nabi palsu agar kembali kepada jalan yang benar.
                                             2.      Melanjutkan pemerintahan seperti yang dilakukan Rasulullah.
                                             3.      Memperluas wilayah Islam.
                                             4.      Mengembangkan ajaran Islam pada mereka yang belum memahami ajaran Islam.
 Adapun nama-nama Khulafaur Rasyidin sebagai berikut.
                                             1.      Abu Bakar As Siddiq.
                                             2.      Umar bin Khattab
                                             3.      Usman bin Affan.
                                             4.      Ali bin Abi Thalib.
1.3 Riwayat Hidup Khalifah Abu Bakar As Siddiq
     Abu Bakar As Siddiq lahir di Mekah dengan nama kecil Abdul Ka'bah kemudian diganti oleh Rasulullah menjadi Abdullah. Abu Bakar adalah nama julukan (kuniyah) karena beliau paling dulu masuk Islam dan ada yang mengatakan nama Abu Bakar karena anak pertama yang hidup.
     Selain itu Abu Bakar juga dijuluki assiddiq, yang amat membenarkan karena beliau adalah orang yang tidak pernah mengingkari dan selalu membenarkan segala peristiwa dan kejadian yang dialami oleh Rasulullah saw. terutama pada saat Isra dan Mi'raj.
     Abu Bakar dari pihak ayah adalah keturunan dari Quhafa (Usman) bin U mar Ka'ab bin Sa'id bin Taimi bin Murrah. Adapun dari pihak ibu adalah keturunan dari Ummul Khir binti Shahr bin Umar bin Ka'ab bin Taimi bin Murrah dari suku Quraisy.
Abu BakarAs Siddiq mempunyai kedudukan yang terhormat digolongan orang-orang kafir Quraisy karena hal-hal berikut.
1.   Mempunyai kepribadian yang terpuji.
2.   Keturunan dari golongan bangsawan.
3.   Mempunyai kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang luas.
4.   Termasuk orang yang kaya karena rajin dan pandai berdagang.
5.   Sebagai penanggung denda dan pembebas orang yang teraniaya.
     Sebagaimana dilakukan kepada Bilal bin Rabah dari Umayah karena mempunyai kepribadian terpuji, kecerdasan, dan ilmu pengetahuan yang luas, setelah Rasulullah saw. wafat maka Abu Bakar dipilih sebagai khalifah sebagai pengganti Rasulullah dalam memimpin kaum rrwslimin sekaligus sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang kemudian disebut sebagai Khulafaur Rasyidin.
1.4    Kepribadian Khalifah Abu Bakar As Siddiq
     Abu Bakar selalu mencerminkan sifat yang terpuji dan fasih dalam berbicara dan tetap mengedepankan sopan santun terutama kepada yang lebih tua, berbudi pekerti luhur, rasa kasih sayang, suka menepati janji, dan memegang amanah, dermawan, tidak memiliki rasa benci dan dendam.
     Kerendahan hati Abu Bakar ditunjukkan ketika beliau dipilih sebagai khalifah. Beliau mengatakan kalau masih ada yang lebih patut dari pada dia dan dia mengatakan. "Aku menjadi penguasa atas kalian padahal aku berlaku baik bantulah aku, jika tidak maka berilah aku tuntunan. Taatilah aku selama aku menaati Allah, kalau tidak, kalian tak perlu menaati aku."
     Beliau juga melihat dari sisi kekuasaannya bukanlah kekuasaan yang mutlak, tetapi kekuasaan yang melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad saw. dan dengan kepemimpinan Abu Bakar, rakyat hidup makmur, dan Islam menyebar di seluruh jazirah Arab.
1.5    Meneladani Kesabaran Abu Bakar ketika Menemani Rasulullah Hijrah
     Abu Bakar adalah orang yang selalu menemani Rasulullah baik riP rn keadaan suka maupun duka.Termasuk ketika hijrah ke Madinah, dia menyiapkan unta yang terbaik dengan harga 800 dirham, untuk dikendarai Rasulullah dalam berhijrah.
     Abu Bakar bertemu di tempat yang telah ditentukan dan menemani Rasulullah dalam berhijrah dan Ali bin Abi Thalib disuruh Nabi untuk menjaga rumah beliau yang pada waktu itu telah dikepung oleh Abu Jahal dan para pengikutnya dengan tujuan untuk menangkap dan membunuh Nabi saw. Di sepanjang jalan, Abu Bakar berjalan di muka lalu di belakang Nabi, di sebelah kanan lalu di sebelah kiri dan dilakukannya berulang-ulang dan itu semua dilakukan tidak lain untuk melindungi Nabi.
     Begitu masuk di gua Tsur Abu Bakar membersihkan gua di dalam gunung itu dan dibuatnya tempat istirahat untuk Nabi, tidak diketahui sebelumnya oleh Abu Bakar waktu beliau menyingkirkan sebuah batu besar terdapat ular yang berbisa dan menggigitnya. Kaki yang digigit berdarah dan bajunya terkoyak-koyak karena terkena dahan-dahan pohon yang disingkirkannya. Selesai membersihkan gua, Abu Bakar mempersilakan Nabi untuk masuk dan beristirahat.
     Abu Jahal dan pasukannya terus mengejar keberadaan Rasulullah dengan mengikuti bekas telapak kaki masuk ke gua tetapi Abu Jahal kecewa karena tertutup oleh laba-laba dan binatang-binatang lainnya padahal Nabi dan Abu Bakar masih berada di dalamnya dan akhirnya mereka kembali dengan tangan hampa tidak mendapatkan Nabi saw.
     Nabi Muhammad dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan ke Madinah dengan mengendarai unta yang telah dipersiapkan oleh Abu Bakar. Namun musuh yang mengejar terus berusaha untuk menangkapnya karena iming-iming hadiah 100 ekor unta dan di tengah perjalanan tepatnya di dusun Qudaidin dekat Rabig. Perjalanannya diketahui oleh penduduk dan dilaporkan ke Suraqah bin Naufal. Dan dalam waktu singkat Suraqah berhasil mengejarNabi.Waktu itu Abu Bakar selalu memalingkan mukanya ke belakang karena merasa ada yang mengikutinya dan dia mengatakan, "Ya Rasulullah ada yang mengejar, kita pasti akan dibunuhnya".
     Nabi saw. bersabda, "Hai sahabatku, jangan bersusah hati karena Allah beserta kita, bukan?" Demikian percakapan itu terjadi berulang-ulang. Setelah Suraqah berada dekat Nabi, Abu Bakar menangis sambil berkata, "Orang itu pasti akan menangkap kita sekarang." Nabi bersabda, "Mengapa engkau menangis hai sahabatku?" Abu Bakar menjawab, "Demi Allah, saya tidak menangis kalau saya tertangkap dan terbunuh tetapi saya menangisi Tuan." Nabi Muhammad menjawab, "Oh, sahabatku, Allah beserta kita." Kemudian Rasulullah berdoa kepada Allah yang artinya:"Ya Allah! Cukupkanlah kami akan dia (Suraqah) sekehendak Engkau."
     Seketika itu Suraqah beriman kepada Nabi sehingga akhirnya Suraqah beriman kepada Nabi dan menemani Nabi hijrah ke Madinah.

1.5.1 Meneladani Keyakinan Abu Bakar ketika menerima berita Isra Mi'raj
          Isra' Mi'raj adalah perjalanan Nabi di waktu malam dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa kemudian naik ke Sidratul Muntaha, kejadian ini terjadi pada tanggal 27 Rajab. Firman Allah swt.
          Yang Artinya: `Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidilharam ke Masjidil aqsa, yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari ayat-ayat Kami sesungguhnya, Dialah Yang Maha Mendengar serta Maha Melihat". (QS. Al Isra': 1)
     Dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj terdapat pro dan kontra. Bagi kaum kafir dan musyrikin mereka tidak percaya terutama Abu Jahal. Dia menemui Abu Bakar untuk meminta pendapatnya mengenai peristiwa itu. Tetapi jawaban Abu Bakar tidak sesuai dengan yang mereka inginkan karena Abu Bakar dengan tegasnya menjawab "Ya, aku membenarkan perkataannya dan aku akan membenarkan dia meskipun aku jauh daripada itu. Aku akan membenarkan berita dari langit, baik di waktu pagi maupun di waktu sore yang datang ciarinya".
     Ketika sampai di masjid Abu Bakar menerima penjelasan Nabi telah dibantah oleh Muth'im, dan seketika itu ia membela Nabi dan dia bersaksi di hadapan kaum Quraisy bahwa apa yang telah Nabi berikan itu benar. Dan walaupun Abu Bakar dicemooh oleh kaum kafir Quraisy tetapi beliau tetap yakin dan dia termasuk orang-orang yang pertama meyakini Isra' Mi'raj.

1.6    Proses Perallhan Kepemimpinan dari Rasulullah Saw. kepada Abu Bakar
      Abu Bakar adalah orang yang paling dekat dengan Nabi dan selalu menemani Nabi baik di waktu senang atau susah seperti ketika menemani Nabi hijrah, dan selalu menjadi orang yang pertama kali mempercayai apa yang telah diberitakan Rasulullah seperti ketika Isra' Mi'raj. Selain itu ia juga adalah salah satu sahabat yang pandai, cerdas, sabar, rendah hati, ikhlas, dan dermawan s'ehingga setelah Nabi wafat, sahabat baik Muhajirin dan Ansar membaiat Abu Bakar untuk menjadi khalifah.
Adapun alasan dipilihnya Abu Bakar sebagai khalifah adalah sebagai berikut
                                        1.       Abu Bakar lebih tua, otomatis lebih senior.
                                        2.       Beliau selalu dekat dengan Rasulullah sehingga mengetahui bagaimana cara memimpin umat dan negara.
                                        3.       Abu Bakar seorang yang dermawan, maka kekayaan yang dimiliki oleh Abu Bakar dipergunakan untuk perjuangan Islam.
                                        4.       Abu Bakar disegani orang-orang kafir Quraisy, karena beliau tegas, keras, tetapi baik hati.
                                        5.       Otaknya cerdas dan mau bekerja keras untuk umat Islam.
1.7   Jasa Abu Bakar dalam Memerangi Nabi Palsu dan Kebijakannya dalam Memerangi Kaum Murtad
     Masalah utama yang pertama dihadapi Khalifah Abu Bakar adalah munculnya orang-orang yang murtad (keluar dari agama Islam), orang-orang yang membangkang untuk membayar zakat, dan munculnya nabi-nabi palsu. Adapun nama-nama nabi palsu itu adalah sebagai berikut:
                                        1.       Aswad Al Arsi dari Negeri Yaman.
                                        2.       Musailamah Al Kazab dari Bani Hunaifah diYamamah.
                                        3.       Thulaihah Ibnu Khuwailid.
            Terhadap kelompok-kelompok ini Abu Bakar menggunakan beberapa kebijakan sebagai berikut.
                                        1.       Abu Bakar menindak tegas terhadap kaum penyeleweng dan pembangkang baik orang-orang murtad, orang-orang yang tidak mau membayar zakat, dan nabi palsu.
                                        2.       Sebelum bertindakterlebih dahulu Abu Bakar mengirim surat kepada para penyeleweng untuk bertobat dan kembali kepada jalan yang benar, dengan memperingatkan akibat-akibat yang akan menimpa jika masih tetap dalam kesesatan.
                                        3.       Kepada kelompok yang masih bertahan dalam kesesatannya Abu Bakar mengerahkan tentaranya untuk menindak tegas secara militer. Dengan kebijakan-kebijakan tersebut akhirnya Abu Bakar berhasil membersihkan kaum murtad, pembangkang membayar zakat, dan nabi-nabi palsu dengan baik. Sehingga bulatlah persatuan dan kesatuan bangsa Arab di bawah panji-panji Islam.
2.        Sejarah Kholifah Umar Bin Khotob
2.1    Riwayat Hidup Khalifah Umar bin Khattab
     Umar berasal dari suku Bani Abi Putra Khattab bin Naufal, lahir pada tahun 584 H ketika Rasulullah berusia 13 tahun, di masa kecil dia sudah diberi tanggung jawab dengan memelihara domba dan unta dan ketika dewasa dia ikut berdagang orang tuanya sampai ke luar negeri.
     Dari kecil dia telah memeperlihatkan kelihaiannya dan menunjukkan sifat patriotisme. Hal itu terlihat ketika dia mengikuti pacuan kuda di lapangan pasar Ukaz dengan hasil yang gemilang.
     Di masa dewasa Umar adalah seorang yang pemberani dan ditakuti pihak lawan. Tapi pada waktu itu (sebelum) dia masuk Islam, dia sangat membenci orang yang rnasuk Islam terutama yang telah menjadi pengikut Nabi, Umar sebagaimana orang Quraisy pada umumnya dia sangat membenci anak perempuannya karena rasa malu.
2.2     Proses Masuknya Umar bin Khattab
     Proses masuknya Umar bin Khattab ke dalam agama Islam berawal ketika bellau mencari Nabi Muhammad saw. untuk membunuhhnya. Nannun di tengah perjalanan Umar bertemu dengan Nuaim bahwa adiknya sendiri Fatimah beserta suaminya telah masuk Islam. Berita itu membuat Umar geram daftmarah sekali. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk mencari Nabi saw. Kemudian ia pergi ke rumah Fatimah. Saat Umar datang, Fatimah sedang membaca Al-Qur'an. Surah Taha ayat 1-8. Dengan suara keras Umar mennbentak Fatinnah, "Apa yang kamu baca tadi?" Karena Fatimah tidak mau berterus terang, Umar berusaha menamparnya, namun dihalang-halangi oleh suaminya sehingga ia tersungkur dengan muka berdarah. Karena hal itu lembaran-lembaran yang bertuliskan ayat-ayat Al-Qur'an menjadi berantakan, di puncak kemarahannya Umar menangkap sebuah lembaran-lembaran yang bertuliskan ayat-ayat Al-Qur'an. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang dan hatinya menjadi ciut. Dengan tangan gemetar diambilnya lembaran itu lalu dibacanya. Bersamaan itu turunlah hidayah Allah kepada Umar, sehingga hatinya luluh dan kemarahannya menjadi sirna. Kennudian Umar minta kepada Fatimah untuk menunjukkan di nnana Rasulullah. Dan di rumah Arqam bin Arqam Umar mengucapkan dua kalimat syahadat dan masuk Islam.
2.3     Kepribadian Umar bin Khattab
     Kebalikan dari Abu Bakar, Umar adalah orang yang keras dan kasar, bahkan terkadang sampai melampaui batas, seperti pernah menghukum putranya yang mabuk-mabukan. Umar juga melarang wanita untuk berjamaah salat Mag rib dan Subuh. Meskipun Umar sendiri memandang sangat penting berjihad, meskipun sebenarnya tidak punya nyali militer yang rasional. Inilah yang menyebabkan juga Umar merubah kalimat "Hayya ala khairil amal" (bersegeralah untuk melakukan sebaik-baik perbuatan) dari azan dan merubah menjadi "Asshalatu khairum minan naum" (salat itu lebih baik daripada tidur).
     Di samping itu sebenarnya dia mempunyai kepribadian yang lemah lembut. la merasa bahwa sebaik-baik kebijakan adalah dengan kekuatan dan kekuasaan (bukan dengan kekuatan fisik), bersikap lemah lembut bukan lembek, memberi tapi tidak berlebihan, dengan mengendalikan diri tapi tidak sampai bakhil/ pelit, Umar juga pernah menyatakan "Tuntunlah aku jika aku pernah berbuat salah, selain pemberani sebenarnya dia juga seorang yang kaya raya." Dengan demikian sosok pribadi Unnar adalah orang yang keras dan kasar dalam kebenaran, pemberani, dan gagah dalam hak memerangi musuh, tapi lemah lembut apabila mendapati orang yang hidup susah atau fakir miskin seperti dia pernah memikul saudara sendiri untuk diberikan kepada salah satu keluarga yang miskin.
2.4       Jasa Umar bin Khattab dalam Mencanangkan Al Manak Hijriah Salah satu jasa Umar adalah pencanangan Al Manak Hijriah yang menjadikan tanggal 1 Muharam sebagai awal penghitungan tahun dalam Islam, dimulai ketika dia menjadi khalifah kedua. Keputusan ini mempunyai kepentingan yang sangat besar dalam rangka berusaha menyebarluaskan ajaran Islam.
2.5       Lembaga-Lembaga Kekhalifahan pada Masa Khalifah Umar bin Khattab Lembaga-lembaga yang pernah didirikan Umar bin Khattab adalah sebagai berikut.
                                        1.       Mendirikan baitul mal.
                                        2.       Mencetak mata uang negara.
                                        3.       Membentak jawatan-jawatan pemerintahan seperti jawatan ma'arif (pendidikan).
                                        4.       Membentuk pasukan penjaga tapal batas.
                                        5.       Membuat peraturan gaji pegawai pemerintahan.
                                        6.       Membuat saran komunitas dan informasi.
                                        7.       Mengadakan hisbah (pengawasan) terhadap pasar.
                                        8.       Membangun pusat-pusat pengawasan terhadap timbangan hukum, kebersihan, jalan, dan seba-gainya.
2.6     Proses Penaklukan Persi sebagai Kebijakan Umar bin Khattab Dalam kepemimpinan Umar Islam berkembang sampai Persi. Karena itu dia dijuluki sebagai seorang jendral yang negarawan, ahli strategi perang, pemimpin umat yang jujur, adil, disiplin, dan sederhana. Kerajaan Persi dapat diduduki setelah terjadi pertempuran yang sengit dan dengan strategi yang jitu hingga tidak banyak pertumpangan dan terjadi pada tahun 21 H. Kemenangan ini disebut "Fathul Futuh" artinya kennenangan yang paling besar setelah berhasil menguasai Persi, tahun 22 H. Kaum muslimin dapat menduduki Ahwaz, Qam, dan Kasyam.
2.7       Kepedulian Khalifah Umar kepada Rakyatnya Khalifah Umar sangat peduli kepada rakyatnya dibuktikan dengan hal-hal sebagai berikut.
                                            1.            Selalu mengunjungi tempat-tempat umum.
                                            2.            Tidak membebani ralwat dengan berbagai pajak.
                                            3.            Umar sangat peka terhadap lingkungan sosialnya terutama kepada rakyat yang miskin.
2.8       Proses Pembunuhan Umar oleh budak Persi
     Pembunuhan Umar diawali dengan pemesanan kincir angin kepada tukang cor, pandai besi, dan juga tukang kayu, yang bernama Lukluk, dan atas hasutan Ka'ab ini dijadikan Abu Lukluk untuk mengetahui seluk beiuk Khalifah Umar, maka pada hari menjelang fajar ketika Umar sedang salat Subuh, Abu Lukluk menikam Umar dari belakang, setelah berhasil menusuk Umar dia bunuh diri, dan akibat tusukan itu akhirnya pada tanggal 27 Zulhijah tahun 23 Hijriah pada usia 55 tahun Khalifah Umar bin Khattab meninggal dunia.
2.9     Meneladani Keberanian dan Kebijaksanaan Khalifah Umar dalam Memberantas Kebatilan
     Khalifah Umar merupakan seorang teladan dalam memimpin karena selalu mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan, berani, dan tegas dalam memerangi kebatilan. Karena itu dia mendapat julukan Al Faruq artinya orang yang tegas dalam membed akan antara yang hak dan yang batil.
Wilayah batil yang diperangi Khalifah Umar yang kemudian menjadi wilayah Islam adalah:
                                   1.       Pesisir,
                                   2.       DaMaskus,
                                   3.       Romawi,
                                   4.       Mesir,
                                   5.       Babylonia,
                                   6.       Iskandaria,
                                   7.       Yerussalem (Baitul Maqdis).

  3.       SEJARAH KHOLIFAH UTSMAN BIN AFFAN
3.1     Silsilah Khalifah Utsman bin Affan
     Utsman bin Affan nama panjangnya adalah Utsman bin Affan bin Abil Ash Al-Quraisyi. la dilahirkan di Thaif 5 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw., yaitu 576 M. Ayah Utsman bernama Affan bin Abil Ash bin Umayyah bin Abdul Syam bin Abdul Manaf. Ibunya bernama Urwa binti Al-Baidak binti Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf.
     Utsman bin Affan adalah khalifah ke-3 setelah Khalifah Umar bin Khattab. la menjabat sebagai khalifah dari tahun 23-35 H atau 644-656 M. Silsilah keturunan pada ayah dan ibunya bertemu dengan silsilah keturunan Rasulullah pada Abdul Manaf.
     Dia tumbuh dan berkembang dalam kehidupan yang mewah karena ayahnya adalah saudagar yang kaya raya. Ayahnya memiliki armada dagang yang sangat besar dan sering kali ia pulang-pergi dari Arab ke Syria. Setelah ayahnya meninggal dunia, semua harta kekayaannya jatuh ke tangan Utsman. Utsman menjadi seorang pedagang besar yang amat sibuk sehingga terkadang melupakan kehidupan rohani.
     Hal inilah yang menjadi perhatian Abu Bakar, sebagai seorang sahabat yang dekat dengannya. Abu Bakar merasa kasihan kepada Utsman. Oleh karena itu, pada suatu pertemuan Abu Bakar menegurnya, "Hai Utsman, celaka bagimu karena kamu sebenarnya seorang yang cerdas dan berpengetahuan luas. Apa yang menyebabkan kamu tidak mau melihat kebenaran? Apakah arti berhala yang kamu sembah ini, tidak bisa berbicara, tidak bisa mendengar, tidak membawa manfaat, dan tidak membawa mudharat."
     Utsman menjawab, "Benar, memang mereka tidak dapat mengerjakan apa yang kau bilang. Oleh karena itu, bawalah aku kepada Nabimu, Muhammad." Akhirnya Utsrnan memeluk Islam dan Islam bertambah lagi kekuatannya dengan masuknya seorang saudagar yang kaya raya dan siap memperjuangkan kekayaannya untuk keperluan agamanya. Dalam beberapa pertempuran, Utsman selalu menyumbang peralatan dan makanan para tentara.
3.1     Kepribadian Khatifah Utsman bin Affan
     Utsman bin Affan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Rasuluilah karena Utsman menikah dengan putri Rasuluilah yang bernama Ruclayyah. Umur pernikahan ini tidak lama karena Ruclayyah meninggal dunia. Utsman merasa sangat sedih. Kesedihan Utsman ini sampai kepada Rasuluilah saw. Kemudian beliau menanyakan sebabnya. Akhirnya, beliau mengetahui sedihnya Utsman karena betapa besar cinta kasih Utsman pada Ruqayyah. Rasulullah kemudian menikahkan kembali dia dengan adik Ruqayyah yang bernama Ummu Kaltsum. Dengan menikahi dua anak Rasulullah ini, Utsman mendapat geiar Dzunnurain (orang yang mempunyai dua cahaya).
     Utsman bin Affan adalah seorang bangsawan dan hartawan yang dermawan. Di samping itu, ia juga terkenal dengan kejujuran, kesalehan, dan kerendahan hatinya.
     Utsman memiliki banyak keistimewaan, antara lain ia adalah orang yang Rasulullah pernah bersabda bahwa Utsman adalah unnatnya yang -ar-benar pemalu. Rasulullah juga menambahkan bahwa keistimewaan Utsman antara lain sebagai berikut.
a.       Malaikat sungguh malu kepada Utsman, sebagaimana mereka maiu kepada Allah dan Rasul-Nya.
b.      Apabila Rasulullah mempunyai putri ketiga, tentu beliau akan menikahkan putri beliau itu kepada Utsman.
     Utsman pernah menjadi pejabat yang dipercaya sebagai anggota dewan nti dalam masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar. la selalu diajak berunding oleh Abu Bakar. Menjelang wafatnya, Abu Bakar memanggil Utsman untuk . mbicarakan Umar sebagai pengganti Khalifah Abu Bakar. Oleh karena tidak mengherankan apabila Utsman diangkat menjadi khalifah ketiga setelah wafatnya Umar bin Khattab.
3.3  Bentuk Perjuangan dalam Dakwah Islam
a.     Membentuk lembaga sekretariatan
Lembaga sekretariatan yang dibentuk Khalifah Umar, yaitu Ad -Dawawin, dikukuhkan oleh Khalifah Utsman dan para pejabat. Lembaga sekretariatan itu berada di bawah pimpinan Zaid bin Tsabit. Oleh karenanya, setiap wilayah mempunyai dewan sendiri dengan bagian-bagian yang arsipnya tersimpan baik. Dengan demikian, Khalifah Utsman bin Affan dapat dengan mudah memahami setiap permasalahan di setiap wilayahnya.
Surat-surat resmi yang pertama kali dari Khalifah Utsman termuat dengan lengkap dalam Tarikh at-Thabari. Surat-surat ini ditunjukkan kepada pembesar-pembesar keuangan (Al-Kharaj) dan terhadap rakyat umum di setiap wilayah. Isinya mengingatkan setiap pihak agar menjalankan tugas :engan keikhlasan dan kejujuran serta tetap memelihara kejujuran.
b.   Pembagian kekuasaan di Mesir Panglima Amru bin Ash telah menyelamatkan Mesir dari kemungkinan .atuh kembali ke tangan Romawi. Namun, jasa beliau tidak memperoleh Denghargaan yang layak dari pihak Khalifah Utsman bin Affan
     Satu tahun kemudian, yaitu pada tahun 26 H/646 M, atas anjuran Marwan bin Hakkam kepada Khalifah Utsman bin Affan terjadilah pembagian kekuasaan di tanah Mesir. Panglima Amru bin Ash ditunjuk sebagai ketua bagian ketentaraan (AI-Janud) dan panglima Abdullah bin Abi Sarrah ditunjuk sebagai ketua urusan penghasilan wilayah (Al-Kharaj). Lambat laun, terjadi sengketa antara tokoh muda dan tokoh tua yang makin lama makin tajam.
     Panglima Abdullah tidak hentinya melaporkan bahwa kebijaksanaannya selalu memperoleh hambatan dari pihak Panglima Amru. Sebaliknya, tokoh terakhir ini senantiasa menyatakan bahwa hak-hak yang mesti diterima pasukannya selalu ditahan-tahan oleh pihak Panglima Abdullah. Akan tetapi, di dalam sengketa yang bertambah tajam itu, Panglima Amru bin Ash bukanlah seorang anggota keluarga Umayyah. la dipanggil pulang ke Madinah dan dibebaskan dari seluruh tugasnya. Kekuasaan tentara dan kekuasaan urusan penghasilan wilayah diserahkan sepenuhnya kepada Panglima Abdullah bin Abi Sarrah.
3.4                                             Contoh Nilai-Nilai Positif dari Khalifah Utsman bin Affan
          Utsman bin Affan itu terpandang sebagai seorang saudagar besardan kaya a, baik sebelum masuk Islam maupun sesudah masuk Islam. Setelah masuk am, ia rela menyerahkan bagian terbesar kekayaannya bagi kepentingan acama. Misalnya, untuk membantu orang yang kekurangan, nnembeli hamba aaya muslim yang disiksa oleh para tuannya dan memerdekakannya.
          Khalifah Utsman merupakan salah seorang yang ikut hijrah ke Habsyi saat itu. la di perintahkan oleh Nabi turut hijrah ke Habsyi untuk menghindari kecaman dan cercaan orang-orang yang semakin sadis. Oleh karena itu, ia L :a mendapat gelar Dzulhijratain yang artinya orang yang ikut hijrah sebanyak a kali.
        Utsman termasuk seorang sahabat yang mula-mula masuk Isla Dialah yang menjadi sekretaris Rasulullah untuk menuliskan setiap wahy yang turun. Dia terkenal saleh dan jujur dalam agama dan dia disayangi ale Rasulullah. Sewaktu ia dan keluarganya tiba di Yatsrib dari Ethiopia, Nabi Muhamma mengikatkan persaudaraan antara Utsman bin Affan dengan Aus bin Tsab AI-Anshari. Utsman bahkan membagikan hartanya kepada Aus. Nabi Muhammad saw. selalu dibantu jika kekurangan dana. Misalnya pada saat menghadapi perang Tabuk (jaisul usrah) yang terjadi pada tahu 9 H/631 M ketika melawan Bizantium (Romawi Timur). Pada saat itu, yang menyumbang untuk peperangan ada empat orang, yakni
a.    Abu Bakar menyerahkan seluruh hartanya 40.000 dirham,
b.   Umar bin Khattab menyerahkan separuh hartanya,
c.    Asmi bin Abdi 70 goni kurma, dan
d.   Utsman bin Affan menanggung 1/3 dari keseluruhan biaya pasukar besar itu dengan menyerahkan 950 unta dan 100 ekor kuda, serta uang tunai 1.000 dinar = 10.000 dirham.
Tidak hanya itu, Khalifah Utsman bin Affan bahkan pernar menyedekahkan hartanya yang antara lain sebagai berikut.
a.  Sumur Rama (yang tidak akan pernah kering sepanjang mass kepada kaum muslimin. Sumur ini awalnya adalah milik oranc Yahudi, kemudian dibeli oleh Utsman dengan harga 200.00C dirham.
b.  Pada saatperang ke Syam, Utsman binAffan pernah menyedekahkar kendaraan dan perbekalan pada kaum Muslimin.
 c. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, umat Islam diancam kelaparar karena tanaman gandum habis dimakan hama dan kekeringan. Begitu pula persiapan penduduk untuk kebutuhan makan sudal-sangat terbatas. Saat itu, datanglah Khalifah Utsman bin Affan.
Kemudian, dari negeri Syam sejumlah 1.000 ekor unta membawa muatan gandum dan bahan makanan lainnya. Kaum saudagar Madinah segera menawar barang-barang itu dengan harga yang tinggi, bahkan sampai mencapai keuntungan 50% dari harga pokok. Mendengar permintaan saudagar tersebut, Utsman bin Affan hanya tersenyum dan berkata, "Demi Allah, kalian semua menjadi saksi. Seluruh gandum dan bahan makanan ini, says sedekahkan kepada fakir dan miskin di Tanah Hijaz." Sumbangan Utsman itu diserahkan kepada Khalifah Abu Bakar.
Khalifah Utsman bin Affan hidup dari perdagangan dan berhasil. la menyerahkan bagian terbesar dari penghasilannya itu untuk kepentingar agama.
Demikianlah sifat kedermawanan Khalifah Utsman bin Affan. Meskipun Utsman adalah saudagar yang kaya raya dan berhartawan, sikap hidupnya sederhana, sesuai dengan sikap hidup yang digariskan Khalifah Abu Bakar maupun Khalifah Umar. Khalifah Utsman bin Affan tidak pernah menyesal atas sumbangan yang telah dikeluarkannya, baik untuk kepentingan agama maupun kepentingan masyarakat yang membutuhkan.
3.5      Proses Pemilihan Utsman bin Affan sebagai Khalifah
Umar bin Khattab dibunuh oleh Fairuz (Abu Lu'luah) yang telah dendam kepadanya. Umar dibunuh olehnya ketika Umar salat subuh. Kemudian, Abdurrahman bin Auf maju sebagai pengganti imam salat subuh hingga selesai.
Menjelang detik-detik wafatnya, Umar didesak oleh para sahabatnya untuk menentukan penggantinya. Umar menunjuk enam orang untuk bermusyawarah yang disebut sebagai tim formatur. Enam orang tersebut antara lain Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqas, dan Abdurrahman bin 'Auf. Sementara itu, Abdullah bin Umar, putra Umar bin Khattab ditunjuk menjadi saksi.
Setelah Umar berwasiat, sidang mulai dilakukan dan Abdurrahman diangkat menjadi ketua sidang. Sebelum memulai sidang, Abdurrahman berpendapat untuk pencalonan diperkecil menjadi dua orang. Zubair bin Awwam segera rnnyerahkan haknya kepada Ali bin Abi Thalib. Selanjutnya, Sa'ad bin Abi Waqas menyerahkan haknya kepada Abdurrahman bin 'Auf, kemudian Thalhah menyerahkan haknya kepada Abdurrahman bin 'Auf dan akhirnya Abdurrahman bin 'Auf menyerahkan haknya kepada Utsman. Dengan demikian, calon menjadi dua orang.
Setelah diadakan musyawarah, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan menyerahkan penyelesaiannya kepada sahabat Abdurrahman bin 'Auf sebagai ketua sidang. Selanjutnya, Abdurrahman bertanya kepada Ali dan Utsman apakah mereka akan bersikap adil apabila terpilih dan tetap patuh kepada keputusan jika tidak terpilih. Setelah mendengar jawaban dari Ali dan Utsman, kemudian dengan resmi Abdurrahman mengangkat dan melakukan baiat terhadap Utsman yang diiringi oleh Ali dan anggota-anggota sidang lainnya. Dengan demikian, resmilah Utsman bin Affan menggantikan Khalifah Umar menjadi khalifah yang ketiga.
3.6      Jasa Usman bin Affan dalam Membukukan Mushap Alquran dengan Rasm Utsmani
Salah satu jasa Khalifah Utsman bin Affan adalah penyusunan mushaf yang menjadi pegangan kaum muslimin hingga kini. Peristiwa ini terjadi pada tahun 30 H/651 M. Setiap kali ayat Alquran diwahyukan, Nabi Muhammad menyuruh seorang sahabat untuk mencatatnya. Sementara itu, sahabat yang lain menghafalkan ayat tersebut. Orang yang ditugaskan mencatat disebut Al Kuttab. Selama Nabi Muhammad berada di Mekah dan Madinah, penulis yang ditugaskan untuk mencatat berjumlah 20 orang. Di antara kedua puluh orang itu, yang paling banyak mencatat adalah Zaid bin Tsabit dan Muawiyah bin Abi Sufyan. Kedua puluh orang itu adalah sebagai berikut.
  • Abdullah bin Arqam.
• Abu Bakar Ash-Shiddiq.
• Khalid bin Said bin Ash.
• Umar bin Khattab.
• Tsabit bin Kais.
• Utsman bin Affan.
• Hanzala bin Rabi.
• Ali bin Abi Thalib.
• Khalid bin Walid.
• Zubair bin Awwam.
• Ubayy bin Ka'ab .
• Abdullah bin Zaid bin Abi
• Zaid bin Tsabit. Rabbi hi.
• Muawiyah bin Abi Sufyan.
• Allak bin Otbah.
• Muhammad bin Musallam.
• Mughairah bin Sya`bah.
• Arqam bin Abi Arqam.
• Syarhabil bin Hassana.
• Ibban bin Said bin Ash.
Alquran yang telah dicatat oleh kedua puluh sahabat Nabi kemudian dijadikan pedoman bagi kaum muslimin kala itu. Banyak kaum muslimin yang memiliki naskah Alquran itu. Akan tetapi, susunan surah dalam naskah-naskah itu berbeda. Perbedaan itu pun terdapat dalam pelafalan Alquran Ketika Rasulullah masih hidup, beliau memang memberikan kelonggarar dalam pembacaan dan pelafalan Alquran kepada kabilah-kabilah Arab. Mereka pun membaca Alquran menurut dialek masing-masing. Tujuannya agar mereka mudah nnenghafal Alquran. Perbedaan itu antara lain terjadi di Syria, Irak, dan beberapa daerah lainnya. Penduduk daerah tersebut membaca Alquran menurut lahjah atau ejaan mereka. Dengan demikian, Alquran yang dibaca oleh penduduk satu daerah tidak dapat dimengerti oleh penduduk daerah lainnya.
Perbedaan ini pertama kali diperhatikan oleh seorang sahabat, yakni Huzaifah bin Yaman. la khawatir jika perbedaan tersebut menimbulkan perselisihan dan perpecahan di kalangan umat muslimin. Selanjutnya, ia melaporkan hal ini kepada Khalifah Utsman bin Affan. Dalam laporannya, ia menegaskan pentingnya penyamaan atau standarisasi penulisan dan pelafalan Alqu ran.
Khalifah Utsman bin Affan menyetujui usulan Huzaifah bin Yaman. la lalu membentuk kelompok standarisasi penulisan Alquran. Kelompok ini diketuai oleh Zaid bin Tsabit dengan anggota Abdullah bin Zubair, Sa'ad bin AI-Ash, dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam. Kelompok ini bertugas untuk membukukan Alquran. Mereka menyalin lembaran-lembaran naskah Alquran yang ada dan menyusunnya menjadi buku. Alquran yang telah dibukukan itu kemudian dinamai Al-Mushaf atau Mushaf Utsmani.
Salah satu kumpulan mushaf yang disalin oleh kelompok tersebut adalah mushaf yang disimpan oleh Hafsah binti Umar. Hafsah adalah putri Khalifah Umar bin Khattab. Mushaf tersebut diminta oleh Khalifah Utsman bin Affan yang kemudian dicocokkan dengan hafalannya dan hafalan para sahabat. Setelah dicocokkan, kelompok tersebut lalu menuliskan kembali mushaf tersebut. Ejaan yang digunakan dalam penulisan kembali adalah ejaan bahasa Arab kaum Quraisy.
Setelah mushaf terbentuk, Utsman -nemerintahkan kepada umat Islam di Perbagai pelosok agar membakar catatan eyat-ayat yang tersimpan di rumah mereka. C,'atatan tersebut ada yang ditulis di atas perkamen, lembaran papirus, lembaran sutra, dan pelepah tamar (kurma). Pelepah tamar disusun dari Batak atau lontar yang berasal dari Bali.
Mushaf yang telah disusun oleh kelompok tersebut selanjutnya digandakan dan dikirimkan ke lima daerah sebagai berikut.
                                          1.         Syam
                                          2.         Basrah
                                          3.         Kuffah
                                          4.         Mekah
                                          5.         Madinah, yang dikenal sebagai Mushaf Utsman dan Mushaf Al-Imam.
Dengan dirumuskan dan dituliskannya kembali naskah Alquran, maka kemungkinan pemalsuan kata, kalimat, maupun ayat dapat dihindari. Atas !asa Khalifah Utsman bin Affan, terpenuhilah janji Allah di dalam surah Al-ayat 9 yang artinya berbunyi, "Kami turunkan Az-Zikra itu, dan sungguh, Kami pula yang memeliharanya."
Salah satu hasil penyalinan tersebut kita kenal dengan nama Qira'ah Sab'ah. Qira'ah Sab'ah merupakan hasil standarisasi Khalifah Utsman bin Affan, demikian juga Alquran yang kita baca hingga kini. Jasa besar inilah yang membuat masa pemerintahan Utsman bin Affan menjadi harum. Akan tetapi, di akhir pemerintahannya, timbul gejolak ketidakpuasan umat Islam terhadap sistem yang diterapkan dalam pemerintahannya.
Naskah-naskah tua dari zaman Khalifah Utsman bin Affan hingga kini wear masih dapat tersimpan di berbagai musium. Salah satunya tersimpan di Musium Tashkent. Pada lembaran-lembaran naskah tua itu, terdapat bercak-bercak darah. Ahli purbakala berpendapat bahwa naskah tersebut adalah naskah Al-Mushaf. Naskah tersebut sedang dibaca oleh Utsman bin Affan ketika terjadi penyerangan atas dirinya.
3.7      Proses Pengutusan Para Qari' Alquran ke Lima Kawasan Besar Islam
Setelah proses pembukuan Alquran selesai, diutuslah beberapa qari' ke lima wilayah besar Islam untuk membagikan mushaf tersebut. Wilayah-wilayah yang menjadi tujuan pembagian mushaf adalah Mekah, Basrah, Kuffah, Syam, dan satu lagi disimpan oleh Khalifah Utsman sendiri.
3.8      Meneladani Nilai-nilai Positif dari Keholifah Utsman bin Affan
Ketika memerintah, Khalifah Utsman bin Affan bertindak lemah lembut, bahkan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh aparat pemerintah daerah. Tidak hanya itu, praktik nepotisme juga banyak terjadi.Akibatnya, kesatuan dan persatuan mulai goyah karena terjadi pelanggaran-pelanggaran dari dalam dan luar kekhalifahan.
Melihat kepincangan-kepincangan yang terjadi di kalangan kaum muslimin, para sahabat mengusulkan agar Khalifah Utsman bin Affan mengundurkan diri. Hal ini bukan berarti mereka ingin menjadi khalifah. Mereka khawatir akan terjadi kekacauan di kalangan umat Islam.
Di Irak, Iran, dan Mesir terjadi huru-hara, sennentara Abdullah bin Saba' seorang tokoh Yahudi yang memeluk Islam di akhir masa Rasulullah, mengadu domba, memfitnah, dan menyebarluaskan kelemahan-kelemahan Khalifah Utsman. Akibatnya, timbul kebencian di kalangan kaum muslimin terhadap khalifah mereka. Suasana kehidupan kaum muslimin pun menjadi kacau, terjadi pemberontakan huru-hara, kezaliman, dan fitnah-memfitnah.
 Sebagai puncak kekacauan ini, timbullah pemberontakan yang didukung terlebih oleh beberapa sahabat-sahabat terkemuka, di antaranya Abu DzarAl Ghifari, Ammar bin Yassir, dan Abdullah bin Mas'ud.
Pemberontakan selanjutnya telah sampai di pusat kekhalifahan. Mereka menuntut agar Khalifah Utsman bin Affan mengundurkan dini sebagai khalifah. Melihat gelagat yang tidak balk ini, sahabat All bin Abi Thalib bersama kedua putranya, yaitu Hasan dan Husein serta sahabat-sahabat yang masih setia pada Khalifah Utsman bangkit menghadang para pemberontak. Namun, karena kekuatan para pemberontak sangat besar, mereka tidak berhasil. Akhirnya, Hamran bin Saddan Asy-Syaqi berhasil menyelinap ke ruang khusus rumah Utsman. Hamran lalu menikam Khalifah Utsman dari belakang. Utsman wafat dalam keadaan sedang berpuasa dan menelaah kandungan isi Alquran.
1)      Peristiwa itu terjadi pada 18 Zulhijjah 35 H (656 M). Utsman menjadi khalifah selama 12 tahun dan wafat dalam usia 81 tahun. Sifatnya yang lembut dan berhati sosial telah meninggalkan jasa yang tidak sedikit untuk kepentingan Islam. Jasa-jasa tersebut antara lain menyempurnakan pembukuan Alquran,
2)      merenovasi bangunan Masjid Nabawi di Madinah,
3)      membentuk angkatan laut atas usul Muawiyah bin Abu Sufyan,
4)      membangun gedung-gedung pengadilan yang semula masjid-masjid,
5)      menumpas pemberontakan-pemberontakan seperti di Khursan dan lskandariah,
6)      membagi wilayah Islam menjadi 10 provinsi yang dipimpin oleh seorang amir atau wali atau gubernur. Gubernur-gubernur tersebut antara lain Abdullah bin Rabiah (AI-Jund), Abu Musa bin Abdullah (Basra), Muawiyah bin Abu Sufyan (Damaskus), Umar bin Sa'ad (Emesse), Utsman bin Abil Ash (Bahram), Jab bin Munabbik (Shan'a), Sufyan bin Abdullah (Taif), Amr bin Ash (Mesir), Nafi' bin Abdul Mans (Mekah), dan Mughairah bin Sya'bah (Kuwait).
7)      memperluas wilayah Islam, meliputi Armenia, Tripoli, Tabaristan, Harah, Barkah, Kabur, Ganzah, dan Turkistan.
Perjuangan Khalifah Utsman bin Affan selama menjabat sebagai khalifah adalah menumpas pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa daerah kekuasaan Islam. Selain itu, ia melanjutkan perluasan wilayah Islam ke daerah-daerah yang belum tunduk kepada Islam.
Pada pembahasan sebelumnya, kita mengetahui bahwa Khalifah Umar mengadakan perluasan wilayah besar-besaran sehingga kekuasaan Islam meliputi kerajaan Romawi dan Persia. Namun, setelah Khalifah Umar wafat, ada beberapa daerah yang melepaskan din i dari kekuasaan Islam, seperti yang terjadi di Iskandariah ibu kota Mesir dan Khurasan.
Pemberontakan ini dipelopori oleh orang-orang Romawi. Setelah mendengar Khalifah Umar wafat, mereka mengerahkan kekuatan di bawah pimpinan Manuel, seorang panglima dari Armenia untuk merebut kembali daerah Iskandariah. Dan i lskandariah, mereka torus bergerak untuk merebut kembali daerah-daerah lainnya.
Dalam menghadapi bangsa Romawi ini, Khalifah Utsman bin Affan mengirimkan tentaranya dengan kekuatan yang besar dan perlengkapan yang cukup. Hal itu untuk membebaskan kembali daerah Iskandariah dan Khurasan serta menundukkan kaum pemberontak. Kemudian, terjadilah pertempuran antara kaum muslimin dan kaum pemberontak yang berasal dari Romawi. Berkat ketangguhan kaum muslimin, pertempuran tersebut akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin. Kehidupan kaum muslimin khususnya di lskandariah dan Khurasan kembali aman dan damai. Berikut ini adalah perjuangan Khalifah Utsman bin Affan.
                                                 1.       Menumpas pendurhakaan dan pemberontakan.
                                                 2.       Melakukan perluasan wilayah Islam ke daerah-daerah yang belum tunduk kepada Islam.
                                                 3.       Membentuk perjuangan dalam dakwah Islam, seperti membentuk lembaga kesekretariatan, pembagian kekuasaan di Mesir, dan pergantian pimpinan Ad-Dawawin.
                                                 4.       Penaskahan atau standarisasi penulisan.
                                                 5.       Perluasan masjid di tanah suci seperti perluasan Masjid Nabawi, dan Masjidil Haram.
                                                 6.       Membentuk armada Islam.
                                                 7.       Menaklukan beberapa pulau, di antaranya Pulau Cyprus dan Pulau Rhodes.

Posting Komentar

 
Top