0
A. Pengertian al-Qur'an 
    Al-Quran berasal dari bahasa Arab dari akar kata qara'a berarti "membaca". Al-Qur'an adalah bentuk mashdar (verhal noun) yang diartikan sebagai isim maful, yaitu magru' berarti yang dibaca". Ada pendapat lain mengatakan bahwa kata qur'an adalah kata sifat dari al-qur berarti "mengumpulkan"(al-jam'), atau musytaq dari al-qara'in atau qarana. Akan tetapi pendapat ini kurang populer. Sebuah pendapat lain dikemukakan oleh Schwally dan Weelhausen dalam Da'irah bahwa al-Qur'an berasal dari bahasa Hebrew, yakni dari kata "keryani", berarti "yang dibacakan". Al-Qur'an me-nurut istilah ialah kalam Allah yang bersifat mu'jizat diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. melalui perantaraan Jibril yang tertulis di dalam sebuah mushaf yang dinukilkan seeara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah al-Nas.
    Mengenai hakekat al-Qur'an, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Jumhur ulama Sunni, tennasuk empat imam mazhab sependapat mengatakan al-Qur'an adalah kalam Allah yang azali, bukan makhluk, dan dengan sendirinya qadim. Jumhur ulama berpendapat bahwa al-Qur'an adalah kalarn Allah yang eksis bersama zat-Nya, berada di luar alarn nyata, bukan makhluk, dan tidak memeriukan tempat. Flakekat al-Qur'an yang demikian inilah png qadim. Bentuk lafadz dalam mushaf adalah simbol akan keberadaan sifat kalam Allah, dan sifat kalam itu adalah qadim sebagaimana qadim-nya Allah. Jika dikatakan al-Qur'an adalah baharu, maka yang dimaksud adalah lafadz-lafadz yang dicetak dalam mushaf, diucapkan dan didengar. Yang demikian ini adalah kebudayaan dan tidak qadim. 
     Sedangkan kalangan Mu'tazilah berpendapat bahwa hakckat al-Qur'an adalah makhluk. Alasannya, kalau kalam itu quilim berarti ada sesuatu yang qadnn selain Allah (ia'addil(1 al-quciamat). Bagi Mu'tazilah, yang dianggap sebagai sifat-sifat Tuhan yang Qadim oleh ulama Suni, seperti al-kalam, al-bashar,al-sham dan lain sebagianya, tidak lain adalah nama-nama Tuhan. 
     Al-Asy'ari membantah pendapat Mu'tazilait di atas dengan Ilicligatakan bahwa jika al-Qur'an diciptakan (makhluq), maka 11(131dah sesuai dengan Q.S. al-Nahl [16]:. 40: "Sesunggulunia perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kann menghendakinva. maka Kam, hanya mengatakan kepadanva: K1111 (jadilah), maka 1,1,111ah ia. Untuk sebuah penciptaan perlu kata "kun", dan untuk letelptanya "kun" perlu pula kata "kun" yang lain, dan seterusnya. )1elt karena itu al-Qur'an tidak bisa dikatakan makhluk. 
     Selain nama al-Qur'an, kitab suci ini juga memperkenalkan dengan beberapa nama, seperti: al-Kitab berarti "buku" atau  fiil isatt". seperti dalam Q.S. al-Anbiya [21 10, al-Furgan berart '1>einlieda yang baik dan yang buruk", seperti dalam Q.S. al-Furyan I l 1. al 1):/kr berarti "pengingat", sepertt dalam Q.S. I I ',1 9, berarti "yang ditunmkan", seperti dalam Q.S. 126) 192. Sebenarnya masth ada beberapa nama lain al-( )111 'an yang kurang begitu populer, misalnya: al-Nur (cahaya), (11-- ilunali (rahmat), al-Alajid (mulia), al-Alubarak (pembawa berkah) Imi Al(ukir (pembert peringatan). 
     Al Qur'an sebagai wahyu ticlak sama dengan hadits, yang jii:i‹hanggap sebagai wahyu dari Tuhan oleh para ulama. Bedanya ialah I ladits tidak dinvatakan dengan lafadz baku sebagaimana , tidak mclalui perantaraan Jibril, dan tidak ada jaminan dari I akan selalu terpelihara. Sabda Tuhan yang disampaikan langsunp, kepada Nabi disebut Hadits Qudsi. 
B. Pengrtian  Wahyu 
    Wahyu itu sendiri berasal dari kata waha berarti tuntunan d;iii l'uhan yang ditujukan kepada maldiluk-Nya, yang disampaikan lewat para Rasul. Wahyu juga biasa diartikan dengan pencerahan (isrrupyyah) atas kalbu seseorang. Wahyu sebagai bentuk komunikasi Tuhan dengan manusia mempunyai sejarah patijang, .A.panjang sejarah manusia. 
     Di dalam al-Qur'an, kata "wahyu" digunakan dalam beberapa arti, antara lain berarti: Bersambung lain kali.....................

Posting Komentar

 
Top